Lisa : Wanita Karier, Wajah ayu, bibir merekah sensual. Rambut panjang merah bata, kulit putih bagaikan porselin chinese tak tergores. Ukuran dada yang cukup mengiurkan 36B dan bongkahan pantat yang bulat menantang untuk dirasakan jepitannya.
Panggillah Tony, nama seorang laki laki yang berkerja di sebuah perusahaan yang terletak di daerah Jakarta Selatan. Tony berusia sekitar 25 tahun, bertubuh tinggi tegap, layaknya tripikal perwira.
Tony berkerja di perusahaan asing dengan jabatan sebagai supervisor finance yang bergerak di bidang pembiayaan otomotive yang cukup besar di Jakarta.
Suatu hari Tonny mendapatkan kerja lembur hingga jam 01.00 dini hari. Namun ternyata Tonny tak sendiri, melainkan berdua dengan Lisa salah satu karyawati yang sama department dengan Tony. Lisa sosok wanita karier yang sangat mengutamakan karier dibandingkan kesenangan. Kaki yang jenjang putih yang menyanggah sepasang pantat yang padat berisi. Tak heran bila dalam berjalan Lisa mampu memabukkan pria seisi department tempatnya berkerja...
Rambut panjang dengan warna kuning bata tergerai sepunggung. Malam itu Lisa mengenahkan rok sepan krem ketat hingga menciplak bentuk CD yang ia kenakan dan kemeja putih tipis yang terkesan memamerkan sepasang buah dada yang berukuran 36B dengan hanya tertutup oleh BH hitam berenda. Lisa terbilang wanita yang cantik dengan strukur tubuh 165 cm putih, bibir sensual merah merekah. Tidak sedikit laki laki memburu cintanya, namun entah mengapa hingga saat ini Lisa masih saja menutup hatinya dengan alasan bahwa ia ingin mengejar kariernya terlebih dahulu.
Sekitar jam 20 hujan semakin deras turun di luar. “Permisi Pak, saya minta izin pulang dulu yah. Karena Istri saya sakit.” Ujar salah satu satpam yang kebetulan jaga malam saat itu.
“Oh... yah sudah. Kamu pulang saja nanti saya sampaikan, naik motornya pelan pela saja yah pak, jangan buru buru.” Kata Tony sambil mengingatkan satpam tersebut sebelum meninggalkan ruangan finance di lantai 3.
Lisa yang duduk didepan mejanya tak mengubris pembicaraan mereka, melainkan hanya terfokus kepada pekerjaan yang menumpuk dihadapannya.
Malam semakin larut, suasana ruanganpun semakin mencekam karena dinginnya suhu didalam ruangan itu.
Entah berawal darimana, Tony seakan akan tersengat sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan matanya untuk menatap pemandangan itu. posisi meja kerja Tony dan Lisa hanya bersebelahan dan sudah tentu Tony dapat melihat sosok wanita yang duduk di meja sebelahnya. Sengaja atau tidak, dua kancing kemeja Lisa terbuka dan memampangkan buah dadanya yang putih dengan hiasan Bra hitam renda. Mungkin karena hawa yang dingin membuat Lisa seakan akan memancing birahi Tony di tambah rok Lisa yang terangkat cukup tinggi hingga memamerkan kulit pahanya yang putih bagaikan porselin tak tergores.
Laki laki mana yang akan membiarkan pemandangan seindah ini dibiarkan saja, bigitupun dengan Tony. Meskipun ia menahan untuk menolak melihat, namun ia hanyalah laki laki yang sama dengan lainnya, memiliki hasrat, nafsu dan keinginan.
“Ton... tolongin aku dong. Aku mau ke kamar kecil, cuman aku takut jam segini ke kamar kecil sendiri.”
“Kamu mau gak temenin aku sebentar, mau yah...” ujar Lisa dengan muka yang sedikit mengoda.
Bagaikan terhipnotis Tony langsung menuruti kemauan Lisa untuk menemaninya. Berjalan dibelakangnya sambil menatap bongkahan pantat sexy yang sangat mengiurkan.
Sekitar 10 menit Tony menunggu didepan pintu kamar kecil. Akhirnya lisa keluar dengan kemeja yang telah dikeluarkan dari pinggangnya.
“kok lama banget sih, kalau cewek kencing itu memangnya lama yah... ngapain aja sih kalau cewek itu didalam kamar kecil sama segitu lamanya...” tanya Tony memancing pembicaraan.
“Ih... kamu mau tau saja. Kenapa gak masuk aja tadi sekalian liat aku lagi ngapain didalam sana...” ujar Lisa dengan ekspresi menantangnya.
“kamu gak ajak aku masuk sih... aku kan juga mo kencing tadi.” Balasnya.
“Mau kencing atau ngencingin aku... dasar kamu genit.” Ujar Lisa yang mengoda Tony.
Tony tak begitu menghirau omongan Lisa, karena Lisa memang dikenal suka bercanda dan mengoda laki laki dengan penampilannya yang menantang mata yang menatap ke dada dan pantatnya itu. Namun malam ini Lisa lebih berani dan lebih menantang dengan memperlihatkan dadanya yang membusung secara terang terangan.
“Ton...” panggil Lisa yang berdiri di depan meja kerjanya.
“Kenapa” jawab Tony pura pura tak memperhatikan penampilan menantang dari Lisa yang memperlihatkan bongkahan dadanya sengaja di bungkukkan menyentuh meja kerja.
“Dingin dingin gini enaknya ngapain yah... kamu ada usul menarik gak. Mumpung kita berdua nih.”
Serasa serak tenggorokan Tony mendengar pertanyaan Lisa, semakin gugup Tony hingga salah tingkah dalam menjawab pertanyaan Lisa.
“kalau menurut kamu, enaknya kita ngapain.”
“Bagaimana kalau kita sejenak tinggalkan pekerjaan yang menumpuk dimeja, dan saling share tentang kehidupan pribadi kita. Bagaimana???” usul Lisa yang berpindah posisi duduk di sudut meja kerja Tony. Entah sengaja atau tidak dengan duduk di atas meja Tony dan memperlihatkan sepasang paha jenjang mulus putih dan samar samar terlihat celana dalam hitam rendanya yang mengintip malu didalam.
“Ton... boleh aku tanya sesuatu yang sedikit terdengar pribadi ke kamu.”
“Oh silahkan saja, memangnya ada hal apa hingga mau bertanya tentang hal pribadi ke aku.” Ujar Tony yang terlihat mengujur butir2 keringat di dahinya. Ini bukan karena kepanasan namun karena tingkah laku Lisa yang membuat Tony seperti ini.
“Kenapa kamu sepertinya menghindari aku yang sejak dulu mencoba untuk mendekatimu... apakah kamu tidak menyukaiku yang mengagumi kamu...” tanya Lisa langsung.
Semakin gugup Tony jadinya, setelah mendengarkan pernyataan yang jelas keluar dari mulut sensual Lisa yang ternyata selama ini menutup dirinya dari laki laki manapun, karena ia menyukainya.
“Tidak... biasa saja ah. Saya tidak menghindari kamu. Saya hanya tidak suka kalau banyak mata yang selalu memandangimu berjalan saat kau berjalan.”
“Kamu cemburu yah. Kalau laki laki suka melihat cara jalanku di kolidor kantor department ini yah.” Tanya Lisa tersenyum, ternyata Tony cemburu.
“Hahaha... siapa yang cemburu, toh kamu kan bukan pacar aku dan aku juga sebaliknya.” Jawab Tony yang mulai memerah mukanya karena malu tertangkap menatap ke dalam sela rok Lisa yang terbuka itu.
“kamu mau kalau aku minta untuk menjadi pacar aku Ton???” tanya Lisa tiba tiba sambil menahan tubuhnya kebelakang menahan dengan kedua tangannya dimeja kerja Tony.
..............., .................., Tony hanya terdiam dan pura pura sibuk dengan lembaran lembaran kerja diatas pangkuannya.
“Ton. Jangan kamu perlakukan aku seperti ini, aku mencintaimu dan aku seperti ini juga karena aku persembahkan kepadamu. Bukan untuk laki laki nakal yang suka melihatku, tapi untuk kamu.”
“Ton... lihat kesini... sebagai bukti dari rasa ini. Aku rela kalau kita habiskan malam ini berdua disini. Aku sudah lama butuh belaian tangan tangan perkasamu menjelajahi setiap lekuk tubuhku. Tolong Ton jangan kau hindari aku lagi.” Ujar Lisa sambil mengapai telapak tangan Tony dan menuntunnya masuk ke dalam kemeja dan menjamah buah dadanya yang sedari tadi telah membuat Tony bernafsu.
Lisa membiarkan tangan Tony terus meremas buah dadanya naik turun seirama dengan desahannya. Perlahan Tony semakin masuk ke dalam lembah nikmatnya dunia. Tak dapat dipungkiri olehnya bahwa ia sesungguhnya juga menyukai Lisa, apalagi saat ini hanya ia berdua di ruangan yang dingin dan terjebak antara pekerjaan dan hujan yang deras di luar sana.
“sssshhh... Ton. Jamah aku sepuas dan seluas tanganmu mengapai tubuhku... nikmati aku dan lumatlah tubuhku kedalam genggaman perkasaanmu Ton, berikan aku kepuasan yang selama ini kuimpikan.”
Mendengar desahan itu, Tony semakin meledak nafsu yang terkubur didalam dirinya. Digapai pinggang sintal Lisa dan ditariknya hingga kini lisa duduk di atas pangkuan Tony. Bagaikan seorang anak kecil yang merindukan susu ibunya, Tony semakin buas melahap buah dada Lisa yang semakin mengembang karena nafsu yang sudah meraja.
Dengan lidahnya Tony menari nari diatas puting susu Lisa yang semakin membengkak keras, sesekali di gigit dan dihisap, hingga desahan liar itu pun tak bisa ditahan oleh lisa lagi. Semakin keras hisapan Tony, semakin liar pula desahan yang keluar dari mulut sensual Lisa.
Merasa tak ingin melewatkan sensasi indahnya malam ini bersama pria pujaan hatinya. Lisa menjulurkan tangannya turun menyusup masuk kedalam pinggang Tony yang masih terikat oleh tali pinggang kulit.
“Oh my God... besar sekali.” Terteguh Lisa ketika mendapati besarnya rudal Tony yang masih tersembunyi didalam celana katun. Lisa hanya diam namun tetap menikmati hisapan mulut Tony yang tak henti mengigit buah dadanya hingga tertotol totol merah.
Tiba tiba... Tony membopong tubuh Lisa dan mendudukkannya kembali diatas meja kerjanya. Tanpa banyak berkata kata hanya dengan menatap matanya, Lisa pun tahu apa keinginan Tony selanjutnya. Perlahan Lisa menarik kedua sisi roknya hingga kepinggang dan melebarkan kedua pahanya untuk segera dinikmati oleh Tony.
Diusap usapnya celana dalam Lisa yang kini terpampang di hadapannya, hingga basah oleh cairan nikmat Lisa yang menyerap. Diangkat kedua kaki Lisa hingga mengelantung diatas dengan kedua sepatu hak tinggi hitam yang masih melekat ditelapak kakinya.
Disisipkan telunjuk kanan menyelinap diantara salah satu sisi celana dalam Lisa dan menariknya hingga membuka memperlihatkan belahan indah Vagina yang bau yang sangat merangsang nafsu binatang Tony semakin memuncak.
Tenggelam kepala Tony diantara belahan paha Lisa yang menantang. Perlahan ujung lidah Tony menyentuh dan menyapu seirama di sekitar lipatan yang mengoda. Hingga tersibak sesuatu yang sungguh nikmat diantara belahan vagina yang mengintip malu. dijilat jilat klintoris itu berkali kali, semakin lama semakin bertambah membesar dan merah merekah, tanda bahwa kini diantara rongga vagina Lisa sudah terbanjiri oleh cairan cintanya.
“Ooo... Ton. Nikmatnya, oooo sungguh nikmatnya. Lakukan sesukamu sayang, buat aku semakin gila akan permainan ini.” Ujar Lisa yang tak jelas diantara desahan dan ucapannya. Tangan tangan Lisa semakin liar menjamah kepala Tony dan berusaha memendamkannya lebih dalam ke vaginanya.
Tony tak sungkan sungkan memasukkan jari tengahnya dan mengaduk aduk isi vagina Lisa keluar masuk, hingga semakin cepat dan cepat jari tersebut mengesek setiap rongga vagina Lisa. Seakan secara langsung memberikan sebuah sensasi nikmat yang tak pernah ia dapatkan selama ia melakukan mastrubasi sendiri setiap pagi sebelum ia berangkat kerja.
Satu persatu baju yang melekat pada tubuh mereka dilucuti oleh mereka hingga kini yang terpampang hanyalah dua sosok sepasang anak manusia yang tak tertutupi sehelai benang pun... molek namun dengan tatapan penuh api nafsu yang menjalar disetiap urat nadinya.
Tak menyangka oleh Lisa, seorang laki laki yang terlihat diam ternyata didalam dirinya tersembunyi sebuah keliaran laki laki yang sungguh membuat ia tercengang sekaligus menikmati setiap detail perlakuannya kepada dirinya.
Hingga kini Lisa mau tak mau menuruti permintaan Tony untuk melakukan segala posisi pemanasan yang belum pernah ia saksikan di adegan panas dvd koleksinya.
Mereka melakukan gaya 69 namun bukan seperti hal 69 yang bisa ditonton banyak orang... Lisa harus mengelantung dengan posisi kepala dibawah dan mengoral batang kemaluan Tony dan sebaliknya Tony menjilati vagina Lisa yang sudah sungguh sungguh basah oleh cairan kewanitaannya.
Namun entah mengapa Lisa tak sedikitpun menampilkan penolakan atas semua perlakuan ini, ia malah menikmati setiap lidah rakus Tony yang mengoyak oyak setiap jengkal bibir vaginanya yang sedikit tertumbuhi bulu hitam halus berbentuk V.
Lalu Tony berjalan perlahan lahan mempertahankan posisi pemanasan ini hingga membawa Lisa menuju ke sebuah sofa panjang yang tak jauh darinya.
Perlahan Tony merebahkan tubuh Lisa yang tetap melumat batang kemaluannya, tak henti hentinya Lisa mengoralnya hingga tetes demi tetes liurnya mengalir di selah bibir sensual yang menikmati batang keperkasaan seorang laki laki seperti Tony.
Perlahan Tony meminta lisa untuk mengambil posisi jongkok di bawanya dan dengan tangan perkasanya, Tony mengenggam rambut panjang lisa dan menekan kepala Lisa dan menyuruh mengulangi oral batang kemaluannya kembali.
Bagi Lisa batang kemaluan Tony memang berukuran Jumbo panjangnya sekitar 18 cm dengan diameter 8 cm. Begitu besar begitu memuaskan bagi Lisa yang saat itu sudah terbakar nafsu birahi terpendamnya.
Disodok kuat kuat batang kemaluannya kedalam bibir sensual Lisa, tak perduli lisa menerima sepenuhnya atau tidak, namun Tony tetap memaksa memasukkan seluruh batang kemaluannya, hingga terasa sekali kepala penis Tony menyentuh ujung tenggorokan Lisa dan masuk hingga ke tenggorokannya. Tak heran bila lisa hampir seperti orang muntah muntah saat mengoral batang kemaluan Tony yang besar ukurannya.
Tak lama kemudian didalam mulut lisa terasa diurat urat kemaluan Tony berdenyut denyut dan menyentak, seperti sesuatu akan keluar didalam sana. Lisa berusaha mengangkat kepalanya, namun ternyata berbeda dengan keinginan Tony. Ditahan batang kemaluannya agar tetap didalam mulut lisa dan sesaat kemudian bersamaan dengan mengerangnya Tony bagaikan serigala yang bersahutan di tengah malam, muncrat pula bertubi tubi tembakkan cairan hangat didalam mulut lisa, hingga hampir semua mani Tony masuk tertelan oleh Lisa. Hanya sedikit yang tersisa dan mengalir diselah bibir lisa yang kini telah bebas dari batang kemaluan Tony.
Dengan Tubuh yang hanya tinggal tenaga sisa. Lisa tergulai lemas di antara selangkangan Tony. Namun lain lagi dengan yang dirasakan oleh Tony... Melihat Lisa yang lemas tergulai di kakinya. Tony kembali membopong tubuh sintal itu dan merebahkannya diatas meja kerjanya dan sambil meremas remas batang kemaluannya, Tony membuka lebar kedua kaki Lisa dan di angkat diatas bahunya. Perlahan kepala kemaluannya ia oles oleskan ke bibir kemaluan lisa yang hampir mengering. Perlahan pelan dan pelan, tak terasa bibir kemaluan lisa kembali berkontraksi oleh rangsangan belaian kepala kemaluan Tony yang memancing.
“Uuuh Tooonnn... bentar sayang. Aku capek sekali 30 menit kasih aku waktu untuk memulihkan tenagaku yah...” pinta lisa yang sambil tergulai lemas.
Namun Tony seperti orang kesetanan, ingin sesegera kembali menikmati daerah yang lebih nikmat dibandingkan dengan mulut lisa yang baru saja mengoralnya.
Perlahan Tony menekan kepala kemaluannya yang besar memasuki gerbang vagina lisa, namun itu bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh Tony dengan ukuran batang kemaluannya yang besar, Tony harus sabar dalam menerobos vagina yang sempit itu, meski lisa sesungguhnya tak perawan lagi.
Akhirnya Tony membungkukkan kepalanya dan mendekatkan ke vagina lisa dan meludahi air liurnya ke sisi bibir kemaluan lisa. Kemudian kembali dengan batang kemaluannya Tony mengusap usap bibir vagina lisa berulang ulang, naik turun naik turun.
Perlahan Tony kembali memasukkan batang kemaluannya, sesekali ia melirik ke wajah lisa yang menyeringai menahan nyeri sakit pada bibir vaginanya. Namun Tony tak dapat menahan gejolak birahinya yang telah mengalahkan akal sehatnya. Perlahan 1cm masuk menguat bibir vagina lisa... 3cm... setiap urat urat kemaluan Tony mengesek rongga vagina lisa... dan 6cm... terus masuk dan masuk hingga benar benar terbenam didalam dan tertelan habis oleh vagina lisa...
“Saakkit Ton....” erang lisa yang bersamaan dengan linangan air mata yang mengalir di kedua pipinya. Genggaman kedua tangan yang mencengkram begitu kencang pada lengan Tony, seakan menahan sakit yang tak dapat lagi ia rasakan.
Berjuta sensasi yang sangat berbeda dirasakan oleh Tony. Ketika batang kemaluannya berada sepenuhnya di dalam vagina lisa, terasa seperti remasan demi remasan menyelimuti sekujur kemaluannya. Hangat, basah, nikmat bercampur menjadi satu. Tony memberikan waktu sesaat untuk Lisa dalam menyesuaikan batang kemaluannya yang kini menyumbat penuh divaginanya.
“Masih sakit say...” ujar Tony mencoba mengalihkan rasa sakitnya.
“Hmmm... masih.”
“Boleh aku lanjutkan dan mengantikan sakit itu menjadi rasa yang nikmat...”
“Hmmm... pelan pelan yah, punya kamu besar banget sih.” Ujar lisa dengan linangan air mata yang masih terlihat bercahaya di matanya.
Perlahan Tony menarik pinggulnya keatas, lalu menekannya kembali. Berulang ulang dan berulang ulang. Setiap Tony melakukan gerakan, wajah lisa menyeringai menahan sakit. Akhirnya Tony membisikkan kepada lisa bahwa ia harus menahan sedikit sakit untuk mengapai rasa nikmat yang berjuta juta datang. Lisapun perlahan menganggukkan kepalanya dan memalingkan tatapannya ke kiri bahunya dan....
“Aaaahh... Toooonnnyy.” Erang lisa ketika Tony menarik pinggulnya dan dengan cepat menancapkan kembali batang kemaluannya ke dalam vagina lisa...
Terus menerus memompa lisa dan tak memperdulikan erangan lisa lagi, sakit atau tidak.
10 menit telah berlalu semenjak rasa sakit itu melanda vagina lisa. Samar samar diantara derasnya hujan yang menerpa diluar sana, terdengar erangan erangan yang lebih menyerupai desahan kenikmatan. Desahan itu tak lain dan tak bukan berasal dari bibir lisa yang mengatup ngatup tak henti hentinya.
“Sssshhh... Ton. Sssshhh....”
“Bagaimana sayang. Bagaimana...”
“Tonn... ssshhh... nikkkmaat, enak Ton. Lebih keras lagi Ton, please... Oooo”
Semakin cepat dan bertubi tubi Tony memompa vagina Lisa yang sungguh telah terbuai nikmat itu. Entah sudah berapa kali lisa mengerang panjang yang menandakan saat itu ia mencapai puncak klimaksnya. Namun tidak bagi Tony sang Kuda jantan Mongolia. Ia tetap menancapkan dan memompa lisa berkali kali.
Dalam hati lisa, ia begitu puasnya malam ini berdua dengan Tony dan tersalurkan segala inginnya. Tony begitu kuat dalam mengauli wanita seperti lisa, sekitar 4 jam mereka nonstop bersenggaman dalam derasnya air hujan yang menerpa. Tak perduli kini jarum jam telah menunjukkan jam 1 dini hari, mereka masih saja memadukan cinta kasih mereka meraung silih berganti erang mengerang memenuhi ruangan department tempat kerja mereka.
Hingga akhirnya saat saat yang dinantipun datang, terasa disekujur lapisan kulit kemaluan Tony berdenyut denyut hebat, hingga pada hentakan terakhir sambil memeluk erat tubuh sintak lisa dalam pelukan. Tony mengerang panjang dan memuncratkan cairan maninya berkali kali hingga memenuhi setiap jengkal rongga vagina lisa.
Kini mereka berdua tergulai lemas tak berdaya dengan posisi batang kemaluan Tony yang masih tetap menancap dan sisa sisa mani yang masih tetap keluar dari batang kemaluannya.
Sayup sayup mata Tony membuka kecil dan menatap wajah lisa yang sedang menatapnya sambil memeluk Tony yang masih menindihi tubuh lisa yang telanjang diatas meja kerja Tony yang kini berantakkan tak karuan.
“Terima kasih yah... kamu mau memberikan aku kenikmatan yang belum pernah aku terima...” sapa lisa diselah tatapan sayu Tony.
“Iya... karena mulai saat ini kita adalah sepasang kekasih di satu departement ini...”
“Dan aku akan dengan setia menemani kamu kerja lembur... I love U Ton.” Ujar Lisa sambil mengakhiri kata katanya dengan mengecup lembut kening Tony yang merapat di dadanya.
Selasa, 29 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar